Komoditi Upacara Berlomba Lambungkan Harga | Bali Tribune
Diposting : 22 February 2024 04:27
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune / PERLENGKAPAN - Pedagang perlengkapan upacara di Gianyar.

balitribune.co.id | GianyarMeski sudah menjadi tradisi, kenaikan komoditi kelengkapan upacara menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, Nyepi dan menyambung Idil Fitri, kini lebih masif. Kondisi ini dipicu oleh tingginya harga komoditi pokok, terutamanya beras. Komoditi olahannya maupun lainnya pun menjadi berlomba lambungkan harga.

Dari pantauan Bali Tribune, Selasa (18/2), harga beras yang masih belum terkendali berdampak pada sejumlah hal dalam kehidupanya masyarakat. Terutama masyarakat Bali yang tidak lama lagi akan merayakan hari raya Galungan dan Kuningan kemudian di susul hari raya Nyepi. Biaya upakara menjadi membengkak. Olahan beras seperti pangkonan ataupun kepelan, tumpeng yang berbahan beras harganya juga naik. Yang awalnya harganya dari Rp 2500-3000 sekarang naik menjadi Rp 4000, bahkan lebih. Kondisi ini diakui oleh sejumlah pedagang alat upacara.

Menurut keterangan salah seorang pedaganag di Pasar Yadnya Blahbatuh, I Made Sugiarta, harga ini diperkirakan akan terus merangkak naik mendekati hari raya Galungan dan Kuningan. Karena pengerajinan pangkonan kesulitan mencari beras yang biasa. Sementara beras premium harga sangat tinggi. "Kalau mereka pakai beras premium yang harga sudah menyentuh Rp 17 ribu, untuk menjualnya mereka tidak bisa, karena harga perbungkus jatuhnya akan mahal," jelasnya.

Kenaikan drastis juga terjadi pada komuditi bunga Mitir yang kini sudah di harga Rp 35.000/kg yang sebelumnya Rp 10.000/kg. Disusul harga bunga Pacar Galuh yang sebelumnya di harga Rp 8.000 kini sudah di angka Rp 14.000/kg. Dari data dari Disperindag Gianyar beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga sebelum Hari Raya Galungan adalah Bawang Merah yang sebelumnya Rp 22.000/kg kini sudah beranjak ke harga Rp 34.000, demikian juga bawang putih yang semula Rp 25.000/kg kini sudah pada harga 35.000/kg.

Di sisi lain harga sembako lainnya yang masih tidak bisa dikendalikan adalah harga beras yang HET di Rp 13.900/kg kini naik bertahan di angka Rp 16.500-17.000/kg. Demikian juga Gula Pasir yang HET Rp 13.500/kg kini di PRG dengan harga Rp 17.000/kg. Menariknya harga buah impor cenderung stabil. Seperti Apel dengan harga di kisaran Rp 30.000/kg, jeruk sunkis dengan harga Rp 33.000/kg, anggur merah di kisaran Rp 45.000/kg. Sedangkan komoditi buah lokal seperti pisang dengan harga di kisaran Rp 20.000/juring.

Kabid Pemantauan Harga Komoditi Pasar Perindag Gianyar, Henny Sriwahju menjelaskan naiknya harga beras disebabkan karena secara nasional rata-rata sudah selesai panen. "Panen padi sudah berkurang drastis, kondisi ini menyet harga beras bertahan," jelas Sriwahju.

Dalam kondisi tersebut, Sriwahju berharap kepada pedagang untuk tidak menaikkan harga melambung atau menimbun dagangan untuk di jual pada puncak pembelian bumbu dan kebutuhan upakara. "Harapan kami kepada pedagang agar mencari untung sewajarnya agar masyarakat yang tidak mampu juga bisa merayakan Galungan," imbaunya.